"Sejarah Singkat PP. Myftahul 'Ulum"
KH. Hasyim Asy'ari atau akrab dengan panggilan (Abah Hasyim) Kelahiran Semarang Putra dari pasangan Mbah Sahlan dan Nyai Muriah. Beliau Adalah Guru Thariqoh Qodiriyah Wanaqsyabandiyah Sekaligus Pendri PP . Myftahul 'Ulum (PPMU) yg di dirikan pada tahun 1991 - Bringin - Semarang , Pendidikan Beliau:
- 1. PP. Roudlotuth Tholibin
(Njragung - demak - jawa tengah) yang di asuh oleh Almagfurlah Syaikh KH Marwan)
- 2.PP. Mamba'ul 'Ulum (Plumbon - Cirebon)
- 3.PP. Darul Hikam (Dukuh jati-Indramayu-Jawa barat)
Abah Hasyim memiliki Spritualitas atau derajat kerohanian yang Memperkaya sikap, Taat, dan patuh terhadap Tuhan. Namun,
Abah Hasyim Tidak Melupakan kepentingan Manusia atau intraksi Sosial
(Hablum Minallah Wa Hablum Minannas).
Hal itu dilakukan karena Abah Hasyim mempunyai Hubungan dan pergaulan yang erat dengan KH. Abdurrasyid, KH. Marwan (Mbah Marwan) ,
Syaikh Mahmud Mukhtar (Pengarang kitab Syarah Shodar) Dan ijazan Thoriqoh oleh Maulana Syaikh Mushlih Al-Maraghi. Melalui keterikatannya dg Thariqah Qodiriyah Wannaqsabandiyah. Gerakan2 Spritual inilah, Telah Menjadi budaya di kalangan Nahdliyin,
Seperti melakukan ziarah ke makam-makam para Wali yang ada di Jawa Maupun di luar Jawa. Hal terpenting lain untuk diketahui juga bahwa Amalan Abah Hasyim Sangatlah Sederhana dalam Praktiknya. Juga sangat sederhana dalam menjanjikan apa yang hendak didapat oleh para pengamalnya, yakni berkumpul dengan para wali dan orang-orang shaleh, baik di dunia maupun di akhirat.
Tidak seberapa lama di Pondok, Abah Hasyim Terakhir Nyantri kepada KH. 'Abdurrasyid bin KH. Jermani ad-Darmawy. Yang di yakini Orng Sbg Seorang Wali dan tokoh Agama yg paling Berpengaruh di Daerahnya, Dan Sekaligus Pendiri PP. Darul Hikam. Setelah Dewasa beliau pun Di jodohkan oleh KH 'Abdurrasyid dg Nyai Khuyyirrah dg usia yg sangat mud dan menikah di sana. Terus Beliau pulang ke kampung halamannya, dimana pada waktu itu penduduknya masih buta huruf, Dg ke bijaksanaannya. Beliau Pun Berjuangan untuk Mensyiarkan dan Mencerdaskan anak bangsa, dg cara mendirikan pesantren. Menjadi seorang yg bermanfaat bagi orang lain, Tdaklah mudah, Tantangan dan rintangan pun menghadang, keringat dan darahpun Mengalir, Sabar pun harus menjadi idola dlam menghadapi gunjingan masyarakat. Setelah lama menikah, Beliau pun di karuniai 3 orang putra dan 2 putri ,
Di antaranya:- 1. K Sa'dullah Hasyim
- 2. Ummi Kyosyi'ah
- 3. Gus M Fadhill
- 4. Gus Maimun
- 5. Kak Ulfi
Ketika besar putri beliau yg bernama Kosyi'ah pun Menikah dg KH. M Shodiqien SA.g AH Bin Mbah Sumadi Bin KH Dahlan Bin Syaikh 'Abdullah Sajjad .
KH Shodiqien adalah Seorang kyai Muda yg Memiliki Spiritualisasi yg Sangat kuat di dalam menjaga akhlak dan Ucapan beliau, Maka tak jarang orng Menyebutnya sbg guru Mulia. Beliau pun Sangat mencintai para Ulama dan Para Habaib terutama Guru2 beliau, Di antara adalah: Abuya Dimyathi al-Bantani, Habib Umar bin Hafizh(Pengarang Maulid Ad-Dhiya Ulami), Habib Mundzir Al-Musawwa. Kakek beliu yg bernama KH 'Abdullah Sajjad atau akrab di panggil (Mbah Dullah) adalah Seorang Kyai yg mampu mendirikan 27 masjid di daerahnya, Tp hidup beliau hanya di penuhi dg kesederhanaan dan tdak suka dg kemewahan. Di ceritakan Suatu ketika. Di mana pada waktu itu masyarakatnya masih pada juhala, di situ Beliau Sedang jalan2, yg kebetulan pada saat itu beliau sedang memakai sarung barunya. di tengah2 perjalanan beliaupun di tanya oleh seseorang. "Mbah.!. Sarunge apik men( Sarungnya bagus skali)," Beliaupun tersenyum dan langsung pulang. Sesampai di rumah, beliaupun langsung melepaskan sarung baru dan menggantinya dg sarung yg lama. Trus beliau menghampiri orang yg tadi dg memberikan sarung barunya. Sungguh sangat peduli sekali dg lingkup masyarakat. Semoga allah meridhoinya. Amiiin.


0 komentar:
Posting Komentar